Misi Gereja Mengimplementasikan Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan Lingkungan dari Perspektif Niels Henrik Gregersen

Ekoteologi terhadap Manusia dan Alam di tengah Pencemaran Lingkungan

Penulis

  • Fernando Tobing STT HKBP Pematangsiantar
  • Evita Putri Sibarani STT HKBP Pematangsiantar

DOI:

https://doi.org/10.62926/jct.v1i1.45

Kata Kunci:

ecotheology, keutuhan ciptaan, perdamaian, toba pulp lestari, Misi gereja

Abstrak

Artikel ini membahas peran gereja dalam menerapkan prinsip-prinsip JPIC (Keadilan, Perdebatan antara kepentingan lingkungan dan aktivitas manusia terus berlanjut, terutama karena semakin banyak bencana yang disebabkan oleh keserakahan manusia dan tuntutan yang tak pernah puas. Meskipun kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa manfaat bagi umat manusia, kemajuan ini juga memperkenalkan konsekuensi berbahaya yang mengancam kehidupan manusia. Teknologi telah mendorong manusia menjadi semakin egois, yang menyebabkan hak-hak lingkungan semakin tergerus. Berita tentang kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia, seperti banjir, kebakaran hutan, tanah longsor, dan gempa bumi, sering kali menjadi sorotan. Bencana-bencana ini bukan hanya akibat fenomena alam semata, tetapi juga diperparah oleh keserakahan dan kelalaian manusia. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi tanggung jawab gereja dalam memenuhi panggilannya, khususnya melalui tindakan nyata dan penerapan prinsip JPIC (Keadilan, Perdamaian, dan Integritas Ciptaan) yang diperkenalkan oleh Dewan Gereja-gereja se-Dunia (WCC). Prinsip ini menekankan pentingnya mencapai perdamaian dan menjaga integritas alam serta kemanusiaan, seperti yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, menganalisis situasi seputar salah satu PT di Toba melalui laporan faktual dan wawasan dari para teolog, terutama Niels Henrik Gregersen, serta para ahli lain yang mendukung isu-isu ekologi, bersama dengan pandangan saya sendiri.

Unduhan

Diterbitkan

2024-08-19