Membungkus Makanan dalam Ritual (Partangiangan) sebagai Tindakan Simbolik Pendidikan Agama Kristen di Tanah Batak

Penulis

  • Herman Tampubolon Universitas Kristen Satya Wacana

DOI:

https://doi.org/10.62926/jct.v1i1.35

Kata Kunci:

membungkus makanan, partangiangan, tindakan simbolik, liminalitas, agama

Abstrak

Partangiangan mempunyai pengaruh terhadap orang Kristen Batak di Tarutung sebagai representasi Tanah Batak serta daerah di luar Sumatera Utara sebagai perbandingan konteks. Salah satu yang menarik di dalamnya ada kegiatan membungkus makanan yang digambarkan sebagai tindakan simbolik. Penelitian ini melihat bungkusan makanan ini mempunyai makna terhadap orang Batak Kristen di wilayah tersebut. Namun, sangat disayangkan dalam masa sekarang, ada yang tidak lagi memegang ataupun menghidupi tindakan simbolik ini dengan alasannya masing-masing. Untuk menganalisis fenomena ini, tulisan ini memakai teori liminalitas dari Victor Turner dan Max Weber tentang agama, sehingga bisa melihat lebih dalam dan lebih jelas lagi fenomena tersebut. Penelitian yang dipakai dalam tulisan ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomonologi. Hipotesis dari tulisan ini adalah tradisi membungkus makanan pada ritual (partangiangan) erat kaitannya dengan praktik Pendidikan Agama Kristen di wilayah tersebut dan melestarikan membungkus makanan ini mejadi media yang berharga sebagai media dalam praktik Pendidikan Agama Kristen.

Unduhan

Diterbitkan

2024-08-19